SEKILAS TENTANG MUHAMMAD RUSLI MALIK, PENULIS TAFSIR AL-BARRU

Muhammad Rusli Malik lahir pada 19 April 1963 di tengah-tengah perkampungan nelayan tradisional, hanya beberapa meter dari bibir pantai Limpomajang, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Dengan modal motivasi dan semangat juang yang besarlah yang mendorongnya pindah ke Jakarta sebatang kara, tanpa menggunakan hubungan-hubungan pertemanan dan kekerabatan. Bersama istri dan 4 (empat) orang anaknya yang masih kecil-kecil, pertama kali kos di sebuah kamar berukuran 3x3 meter persegi di tempat kumuh di pinggir kali Ciliwung, Matraman, Salemba, yang hampir setiap malam dilanda perang batu dan api dengan Matraman Dalam. Banyak risiko besar yang menghadang tentunya.

Beliau memiliki latar belakang pendidikan yang dapat dikatakan beragam, yakni teknik arsitektur, bahasa Arab, dan ekonomi manajemen.

Semasa menjadi mahasiswa, beliau aktif di berbagai organisasi, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan MPM (Mahasiswa Pecinta Mushalla) Universitas Hasanuddin Makassar.

Beliau juga pernah mengikuti perjalanan dakwah intensif di Pakistan, India, Bangladesh, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Hingga saat ini, beliau telah menulis 3 (tiga) buah buku, yaitu :

• "Puasa : Menyelami Arti Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional di Bulan Ramadhan" yang cetakan pertamanya diterbitkan pada tahun 2003 oleh Penerbit Pustaka Zahra.
• "Maju Sambil Tersenyum : Sebuah Manajemen DIRI yang Berbasis pada FITRAH untuk Menjadi Manusia Produktif dan Bahagia secara Kuantum" yang cetakan pertamanya diterbitkan pada tahun 2006 oleh UFUK PRESS.
• "Tafsir Al-Barru : Menerangi Sukma, Meluruskan Nalar, Menyingkap Tirai Kebenaran" yang diterbitkan oleh Al-Barru Press pada tahun 2015.

Dan insya Allah akan segera terbit juga buku karya beliau yang lainnya.

Aktivitas beliau sekarang adalah :

• Menjadi penulis dan penceramah publik
• Membina beberapa kelompok diskusi mahasiswa dan pengajian di berbagai kantor, hotel, masjid dan perumahan.
• Memberikan kuliah filsafat, logika, tafsir dan bahasa Arab di beberapa tempat.
• Menjadi pembina "Rumah Kajian Al-Barru" (RKAB) dan memberikan kuliah secara rutin setiap minggu di RKAB, yaitu kuliah tentang tafsir Al-Quran, filsafat, logika dan bahasa Arab.

Dan demi mengkonsentrasikan dirinya dalam berdakwah, beliau meninggalkan profesinya sebagai arsitektur dan pelatih / trainer dalam  bidang sumber daya manusia.